Apresiasi: Faktor Utama yang Membuat Tiktok Juara

Masih terekam jelas dalam ingatan saya bahwa salah satu momen paling menyenangkan bagi saya selama menajdi seorang blogger adalah ketika ada orang yang mengomentari apa yang saya tulis. Jauh sebelum mengenal adsense dan segala macam cara untuk mendapatkan uang dari internet melalui blog, mendapatkan komen adalah salah satu hadiah terbesar yang bisa kita dapatkan sebagai seorang blogger. 

Karena lebih dari apapun, kebanyakan para blogger yang benar-benar dari suka menulis akan merasa sangat terhormat ketika ada yang benar-benar mengapresiasi tulisannya. 

Itu pula yang dicari oleh orang-orang dari social media. Apresiasi. Entah apapun bentuknya. Mulai dari like, komen, bahkan sampai dengan berbagai macam saweran yang biasa diterima oleh streamer.

Dan diakui atau tidak, Tiktok bisa menghadirkan itu semua. Tidak seperti kebanyakan social media, Tiktok, dengan algoritmanya yang sangat ramah pemula akan dengan mudah menghadirkan viewer untuk pembuat konten dari antah berantah yang tidak banyak orang tahu untuk kemudian menjadi sebuah konten FYP. Dan ini tidak hanya sekali dua kali. Maka tidak mengherankan kalau hampir semua content creator menyarankan orang-orang yang baru mulai membuat konten untuk mulai dari Tiktok.  

Dan saya pun mengamini itu. Sebagai gambaran saja, konten yang di Youtube saya butuh berhari-hari untuk mendapatkan views lebih dari seribu, di Tiktok tidak sampai sehari viewers-nya sudah lebih dari puluhan ribu.

Tiktok memang seramah itu buat kreator pemula. Tidak ada perbedaan antara artis dan rakyat jelata. Semua punya kesempatan yang sama. Yang membedakan memang hanya basis masanya. Di manapun, para artis akan selalu punya banyak penggemar dan follower karena memang sudah sering muncul di depan layar kaca. Namun di hadapan algoritma Tiktok, semuanya sama. Sama-sama punya peluang untuk bisa FYP. Berapapun jumlah followernya.

Dan menurut pengamatan saya, yang membuat orang suka Tiktok bisa jadi adalah karena responsivitasnya. Karena orang-orang mudah mendapatkan apresiasi atas karyanya. Mudah mendapatkan views, mudah mendapatkan like, bisa dapat saweran stiker. Ditambah bisa tahu siapa saja yang mengunjungi halaman kita, bisa jualan, dan juga belanja. Gampangnya, Tiktok mampu memberikan apa yang orang inginkan: mudahnya mendapat apresiasi. Sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh Instagram maupun Youtube.

Apalagi Tiktok dengan video singkatnya juga sukses mengubah peta perkontenan. Yang kemudian, mau tidak mau memaksa Instagram dan Youtube untuk ikut menyesuaikan diri. Meski tetap tidak bisa mengejar ketertinggalan yang sudah terlanjur jauh.

Tiktok, dengan segala kekurangannya, adalah socmed paling egaliter saat ini. Karena viral adalah hak segala pembuat karya.