13 Juni 2023

Imajinasi

Sebagus apapun film adaptasi, tidak akan pernah bisa menandingi kekuatan imajinasi pikiran para pembaca. Maka dari itu, film adapatasi sebagus apapun pasti tetap akan ada orang yang tidak suka. Pasti akan ada orang-orang yang tidak suka karena merasa tidak sesuai dengan imajinasinya ketika membaca.

Bisa jadi itulah alasan kenapa dalam Rasul diutus sebelum zaman teknologi kamera. Selain juga dalam Islam tidak boleh menggambarkan fisik Rasul. Karena Tuhan tahu, bahwa itu adalah jalan terbaik bagi kita para umatnya. Mencintainya dan selalu berimajinasi tentang keindahan fisik dan perangainya. 

Sembari bersyukur kepada Tuhan karena telah menjadikan kita sebagai manusia. Sebagaimana makhluk terbaik yang pernah diciptakanNya.
Share:

20 September 2022

Sebuah Kisah Perjuangan Dalam Merawat Harapan dan Kelestarian Lingkungan

Pagi itu saya dan keluarga ke Pacet untuk tujuan yang lain dari biasanya. Saya ke Pacet bukan untuk berwisata sebagaimana pengunjung Pacet pada umumnya, melainkan untuk belajar kepada seorang petani organik muda, Maya Stolastika.

Dengan bermodalkan informasi dan panduan arah yang dikirimkan oleh Mbak Maya melalui WA, saya tidak mengalami kesulitan berarti untuk menemukan lokasi perkebunan Twelve’s Organic milik Maya yang berjarak sekitar 500m dari jalan raya Claket-Trawas. Dan setelah melewati perjalanan hampir 1 jam dari kampung halaman saya di kecamatan Bangsal, Mojokerto, akhirnya sampai juga kami di lokasi yang menjadi saksi perjuangan seorang Maya Stolastika untuk merawat harapan dan cita-citanya dalam menjaga lingkungan melalui pertanian.

Terlihat beberapa orang sedang sibuk menyiapkan berbagai macam hidangan untuk para tamu yang akan datang berkunjung di hari itu. Kebetulan di hari itu ada beberapa orang yang melakukan reservasi. Dan saya yang pertama kali berkunjung. Sehingga saya beruntung bisa melihat secara langsung proses memasak hidangan yang sebagian besarnya merupakan produk olahan hasil kebun. Seperti halnya ubi bakar, ubi rebus, jus berry, dan berbagai olahan hasil kebun lainnya. Kombinasi antara dinginnya hawa pegunungan Pacet dan hangatnya sambutan Maya Stolastika bersama para petaninya sungguh meninggalkan kesan yang begitu mendalam kepada saya. 

Para Petani yang Sedang Menyiapkan Hidangan (dok. pribadi)

Sederhana, begitu kesan pertama saya ketika bertemu dengan seorang Perempuan Kelahiran Flores ini. Dan sungguh tidak pernah terbayang sebelumnya kalau di balik penampilan Maya yang sangat sederhana, tersimpan mental dan tekad sekuat baja di sana. Entah sudah berapa kali jatuh bangun yang harus dialaminya selama menjalankan pertanian organiknya mulai 2008 sampai sekarang ini.

Menjadi satu-satunya petani dalam keluarga non-petani merupakan sebuah perjuangan yang luar biasa berat. Belum lagi jika kita seorang anak perempuan dengan latar belakang pendidikan S1 Sastra Inggris, sudah tentu akan lebih besar lagi tantangannya. 

Maya (bertopi dan memakai sepatu boots) bersama pemuda pegiat pertanian Organik (dok. Maya)

Share:

15 September 2022

Rumah

Seringkali bukan masalah bangunan, tapi lebih soal rasa yang dihadirkan. 

Di mana kita merasa aman, merasa nyaman, dan tidak perlu harus tampil seperti yang orang inginkan. 

Di mana kita bisa benar-benar jadi diri sendiri. Tanpa takut harus dikomentari, dijauhi, bahkan dibenci.

Di mana kita bisa merdeka sepenuhnya. Sebagai manusia.


Share:

07 Juni 2022

Pilihan

Pilihan adalah masalah hidup yang tiada habisnya. Setiap momen dalam hidup adalah persimpangan jalan. Di mana setiap jalan yang kita pilih akan membawa kita kepada persimpangan demi persimpangan yang lainnya. 

Mulai dari yang sederhana seperti halnya memilih menu makan, sampai yang rumit seperti halnya memilih pasangan atau pekerjaan. Hidup adalah mozaik dari pilihan demi pilihan.

Maka sangat benar, jika salah satu momen paling dilematis dalam hidup adalah ketika kita mulai dihadapkan pada realitas kehidupan. Di mana hobi dan apa yang kita minati ternyata tidak cukup sebagai modal untuk bisa hidup mandiri secara ekonomi.

Di situlah sayap-sayap mulai patah. Asa demi asa mulai ditimbun dengan tanah. Harapan demi harapan mulai digantikan oleh pasrah demi pasrah.

Di situlah kadang saya merasa uang itu jadi masalah. Karenanya, banyak mimpi dan cita-cita yang harus berkalang tanah. 
Share:

08 Januari 2022

Code Less, Build More

Hello, folks. Saad here.

Today I want to share my thought on the first week of the #100DaysOfNoCode challenge.

As an informatics engineering graduate, programming is a common thing for me. Because every day I am always struggling with the code.

But even so, I myself sometimes feel not very interested in making my own products. Because knowing that to make a product is difficult. It takes a lot of resources and is time consuming.

Not to mention the highly developed programming technology. So it makes us overwhelmed to keep up to date with every new technology. Most of our time is spent learning endless new programming languages and frameworks. So we never have time to make our own products.

In fact, there are lots of ideas for making products.

Therefore, I am interested in trying a new approach. Join a community that cares more about creation than technology itself.

In this first week, I learned some technology. Some of them like Google Sheets and Zapier I've used. Meanwhile, I have never used Airtable, Carrd, Tally, www.page, and Softr.

Among these many technologies, the one that caught my attention the most was Tally.

Because for a long time I had the idea to make a simple quiz to help prospective students in Indonesia. In order to be better prepared to go through a selection process called SNMPTN. And Tally made my dream come true.

Because based on experience, most prospective students never know what to consider before making a choice of campus and major. 

So many of them fail. Although in fact, their marks are not bad. But because their strategy was wrong, they finally failed.

Therefore, I made a simple simulation using Tally and then embedded it in my web page.

Besides quizzes, I also made a simple calculator system. To help students calculate the average of their report cards.




Until this writing, the simulation quiz that I made has been used more than 360 times. While my calculator application has been used more than 100 times. A pretty decent achievement, considering it's only been released for 2 days.

I hope that in the future the simulation can be further refined. Especially with the increasing number of sample data that can be used as a reference for data modeling.

This is my experience during the #100DaysOfNoCode challenge. Hopefully I can make more useful products in the future.


With love, 
Saad.
Share: